Jangan Berpikir Begitu, Tapi Berpikirlah Memang Begitu

Photobucket Photobucket

Statistik Pengunjung

19.56 | Posted in



Kita Akan mulai Tes IQ (I) Anda



TES I
Pertanyaan mempunyai 3 Petunjuk.
( Setiap Petunjuk Anda di beri kesempatan Menjawa hanya Sekali saja ).
1. Jika Anda bisa menjawab dengan 1 Petunjuk saja, maka anda Mendapatkan Rp.5000,-.
2. Jika Anda bisa menjawab sampai dengan 2 Petunjuk, maka anda Mendapatkan Rp.3000,-
3. Jika Anda bisa menjawab sampai dengan 3 Petunjuk, maka anda Mendapatkan Rp.2500,-
4. Tapi Jika anda tidak bisa menjawabnya atau salah menjawab, maka anda di kenakan denda sebesar Rp.2000,-

Pertanyaan Adalah :

1. Aku Bulat, tapi Bukan Bola. ( Jawab )
2. Kadang Aku Terang, Kadang Aku Gelap, Kadang Aku Keduanya. ( Jawab )
3. Semua Orang Ingin Menginjakku, tapi Hanya Beberapa Orang Saja Yang Bisa. ( Jawab ) Selesai.

JAWABANNYA ADALAH BULAN



TES II
Ada Sekelompok Teman yang mengikuti Les Bahasa Inggris dan mereka terdiri dari 3 Orang, masing – masing bernama :

1. Budi.
2. Ucok.
3. Santi.
Dengan Syarat :
1. Si Budi Les Setiap 2 Hari Sekali
( Setiap 2 hari baru les ),
2. Si Ucok Les Setiap 8 Hari Sekali
( Setiap 8 hari baru les ),
3. Si Santi Les Setiap 12 Hari Sekali
( Setiap 12 hari baru les ).

Mereka les di mulai pada tanggal 1 Januari ( Dengan ketentuan Januari ada 31 hari ). Pada tanggal 24 Januari mereka bertemu dalam 1 ruangan secara bersama – sama.
Jadi , pada Tanggal berapakah mereka bertemu dalam 1 ruangan lagi secara bersama – sama….?

JAWABANNYA ADALAH TANGGAL 17 FEBRUARI



Tes III
Pada Suatu Hari ada Sekelompok Orang yang melakukan perjalanan menuju ke kota, Didalam perjalanan, mereka harus melewati Hutan Belantara, Hutan belantara itu memiliki 2 arah jalan yang berbeda (kanan & kiri), salah satu dari arah jalan itu dipenuhi oleh hewan-hewan buas, dan salah satu lagi jalan yang menuju ke kota
Di depan jalan 2 arah itu terdapat sebuah Rumah, didalamnya di tempati oleh 2 bersaudara yang Kembar (sangat mirip, tidak dapat dibedakan), mereka mempunyai sifat yang sangat berbeda, satu suka berbohong & satu lagi sangat jujur, dan cuma si kembar lah yang tau jalan yang menuju ke kota.
Cara satu-satunya untuk melewati hutan belantara itu harus bertanya pada sikembar tersebut, Sayangnya sikembar tidak mau keluar bersama-sama jika ada orang yang bertanya, hanya satu dari mereka saja yang keluar & tidak ada yang tau mana yang sifatnya berbohong atau yang jujur....!
Jadi kelompok itu singgah ke rumah si kembar tersebut....

( Percakapan ).
kelompok : Selamat Siang, Apakah ada orang dirumah....?
(tiba-tiba salah satu sikembar keluar....!)
Sikembar : Ada apa..? apa yang bisa saya bantu...!

Tugasnya adalah tolong di cari
cemana cara bertanya kepada si kembar, supaya tau jalan mana yg menuju ke kota (Kanan atau Kiri.....!

JAWABANNYA ADALAH APA JAWABAN SAUDARA KAMU, JIKA SAYA TANYA JALAN MANA YANG MENUJU KE KOTA



Jika Anda Bisa Menyelesaikan Semua Tes dengan Sempurna, maka Anda Ber IQ di Atas Rata – rata Manusia Normal dan bisa Melanjutkan ke
Tes IQ (II).



Kita Akan mulai Tes IQ (II) Anda

TES I
Ada 8 Kotak Peti, masing-masing diberi nomor 1 sampai 7.
Buah Jambu, Melon, Semangka, Jeruk, Mangga dan Durian akan dimasukkan kedalam peti-peti tersebut dengan aturan sebagai berikut :
1. Durian harus dimasukkan ke peti nomor 4
2. Semangka tidak boleh diletakkan tepat disamping Melon.
3. Jeruk harus diletakkan disamping Mangga.

Pentanyaan Adalah :
Jika Melon diletakkan di peti nomor 2, maka diantara pilihan mana yang tidak boleh Anda lakukan…?
A. Semangka diletakkan di nomor 3
B. Jeruk diletakkan di peti nomor 5
C. Mangga diletakkan di peti nomor 7
D. Semangka diletakkan di peti nomor 5
E. Jambu diletakkan di peti nomor 1

JAWABANNYA ADALAH (A). KARNA SEMANGKA TIDAK BOLEH DISAMPING MELON.



TES II

Seorang pengembala membawa tiga benda di sampingnya.
1. Kambing,
2. Singa, dan
3. Sebakul Rumput.
Pengembala ini hendak menyeberangkan ketiga benda tersebut melintasi sebuah sungai yang cukup panjang dan dalam. Di tempat itu hanya ada sebuah Jembatan kecil untuk menyebrang dan hanya bisa membawa “hanya” satu benda.

Pertanyaanya, bagaimanakah cara pengembala ini menyeberangkan benda bawaannya itu melewati Jembatang tersebut. dengan syarat:
1. Hanya bisa membawa satu benda saja setiap penyeberangan dan bias bolak - balik
2. Tidak boleh meninggalkan Hewan dengan Makanannya Berdua. Contoh :
a. Singa Dengan Daging ( Kambing )
b. Kambing Dengan Rumput.

JAWABANNYA ADALAH


1. Bawa Kambing dulu ke Seberang – Balik lagi ( Tidak bawa apa2 ).
2. Bawa Rumput ke Seberang – Balik lagi ( Sambil Membawa Kambing ).
3. Bawa Singa ke seberang – Balik lagi ( Tidak bawa apa2 )
4. Bawa Kambing ke seberang – Selesai.


TES III

Ada 3 Orang teman yang bersahabat, Mereka Adalah :
1. Budi
2. Santi
3. Ucok

Masing - masing mereka memiliki uang Rp.10.000, Merka Ingin Membeli barang tempat si Andi dengan Harga barang tersebut sebesar Rp. 30.000,-
Jadi, Mereka kumpulkan Uang mereka tersebut menjadi Rp.30.000,-

Setelah Mereka Membeli Tiba – tiba si Andi Memberikan mereka Diskon Rp.5.000. dan Uang Mereka Bersisa Rp.5.000,- Lalu Mereka membagi Uang tersebut Rp.1.000 perorang dan Sisanya (Rp.2.000 ) di Simpan oleh temannya yg bernama Dewi.

Jika dilihat dari sisi pengeluaran si Budi, Santi, dan Ucok, mereka masing - masing hanya mengeluarkan Rp.9.000 saja, karna Rp.1.000 nya mereka dapatkan kembali.

Tapi jika Kita Hitung Pengeluaran mereka sekarang, Masing - masing hanya mengeluarkan Rp.9000, maka Total Pengeluaran Mereka menjadi Rp.27.000 ( Rp.9.000 dikali 3 ) dan jika ditambah dengan Uang yang berada sama si Dewi ( Sejumlah Rp.2.000 yang disimpan ) dan Ditambah dengan Uang yang sama mereka Rp.1.000,- maka hasilnya adalah Rp.32.000 ( Rp.27.000 + Rp.5.000 ) Padahal Pengeluaran asli mereka adalah Rp.30.000,-

Pertanyaan Adalah Uang Siapa yang Rp.2000 itu
Selengkapnya...

Category:
��
05.17 | Posted in



CISC (Complex Instructions Set Computer)
RISC (Reduce Instructions Set Computer)

1. CISC (Complex Instructions Set Computer).
Dimana prosesor tersebut memiliki set instruksi yang kompleks dan lengkap. CISC sendiri adalah salah satu bentuk arsitektur yang menjalani beberapa instruksi dengan tingkat yang rendah. Misalnya intruksi tingkat rendah tersebut yaitu operasi aritmetika, penyimpanan-pengambilan dari memory.
CISC memang memiliki instruksi yang complex dan memang dirasa berpengaruh pada kinerjanya yang lebih lambat. CISC menawarkan set intruksi yang powerful, kuat, tangguh, maka tak heran jika CISC memang hanya mengenal Bahasa Asembly yang sebenarnya ia tujukan bagi para
Programmer. Oleh karena itu ,CISC hanya memerlukan sedikit instruksi untuk berjalan.
Sistem Mikrokontroler selalu terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat lunak ini merupakan deretan perintah atau instruksi yang dijalankan oleh prosesor secara sekuensial. Instruksi itu sendiri sebenarnya adalah bit-bit logik 1 atau 0 (biner) yang ada di memori program. Angka-angka biner ini jika lebarnya 8 bit disebut byte dan jika 16 bit disebut word.
Deretan logik biner inilah yang dibaca oleh prosesor sebagai perintah atau instruksi. Supaya lebih singkat, angka biner itu biasanya direpresentasikan dengan bilangan hexa (HEX). Tetapi bagi manusia, menulis program dengan angka biner atau hexa sungguh merepotkan. Sehingga dibuatlah Bahasa Assembler yang direpresentasikan dengan penyingkatan kata-kata yang cukup dimengerti oleh manusia.
Bahasa Assembler ini biasanya diambil dari bahasa Inggris dan presentasinya itu disebut dengan Mnemonic. Masing-masing pabrik mikroprosesor melengkapi chip buatannya dengan set instruksi yang akan dipakai untuk membuat program.



Contohnya pada Diagaram dibawah ini :

Biner Hexa Mnemonic
10110110 B6 LDAA
10010111 97 STAA
01001010 4A DECA
10001010 8A ORAA
00100110 26 BNE
00000001 01 NOP
01111110 7E JMP

Jadi sebenarnya Tujuan utama dari arsitektur CISC adalah melaksanakan suatu perintah cukup dengan beberapa baris bahasa mesin sedikit mungkin. Hal ini bisa tercapai dengan cara membuat perangkat keras prosesor mampu memahami dan menjalankan beberapa rangkaian operasi. Untuk tujuan contoh kita kali ini, sebuah prosesor CISC sudah dilengkapi dengan sebuah instruksi khusus, yang kita beri nama MULT. Saat dijalankan, instruksi akan membaca dua nilai dan menyimpannya ke 2 register yag berbeda, melakukan perkalian operan di unit eksekusi dan kemudian mengambalikan lagi hasilnya ke register yang benar. Jadi instruksi-nya cukup satu saja, Sedangkan

2. RISC (Reduce Instructions Set Computer)
Adalah Prosesor tersebut memiliki set instruksi program yang lebih sedikit. Karena perbedaan keduanya ada pada kata set instruksi yang kompleks atau sederhana (reduced). RISC lahir pada pertengahan 1980,
kelahirannya ini dilator belakangi untuK CISC. Perbedaan mencolok dari kelahiran RISC ini adalah tidak ditemui pada dirinya instruksi Assembly atau yang dikenal dengan Bahasa Mesin sedangkan itu banyak sekali di jumpai di CISC.
Konsep Arsitektur RISC banyak menerapkan proses eksekusi pipeline.
Meskipun jumlah perintah tunggal yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan yang diberikan mungkin lebih besar, eksekusi secara pipeline memerlukan waktu yang lebih singkat daripada waktu untuk melakukan pekerjaan yang sama dengan menggunakan perintah yang lebih rumit. Mesin RISC memerlukan memori yang lebih besar untuk mengakomodasi program yang lebih besar.
Salah satu contoh adalah IBM 801 adalah prosesor komersial pertama yang menggunakan pendekatan RISC. Untuk lebih lanjut memahami RISC, diawali dengan tinjauan singkat tentang karakteristik eksekusi Instruksi yaitu Aspek komputasi yang ditinjau dalam merancang mesin RISC adalah sbb.:
>>Operasi-operasi yang dilakukan:
Hal ini menentukan fungsi-fungsi yang akan dilakukan oleh CPU dan interaksinya dengan memori.
>> Operand-operand yang digunakan:
Jenis-jenis operand dan frekuensi pemakaiannya akan menentukan organisasi memori untuk menyimpannya dan mode pengalamatan untuk mengaksesnya.
>> Pengurutan eksekusi:
Hal ini akan menentukan kontrol dan organisasi pipeline.
Salah satu jenis dari arsitektur, dimana Superscalar adalah sebuah Uniprocessor yang dapat mengeksekusi dua atau lebih operasi scalar dalam bentuk paralel. Merupakan salah satu rancangan untuk meningkatkan kecepatan CPU. Kebanyakan dari komputer saat ini menggunakan mekanisme Superscalar ini.
Standar Pipeline yang digunakan adalah untuk pengolahan bilangan matematika integer (bilangan bulat, bilangan yang tidak memiliki pecahan), kebanyakan CPU juga memiliki kemampuan untuk pengolahan untuk data Floating Point (bilangan berkoma). Pipeline yang mengolah integer dapat juga digunakan untuk mengolah data bertipe floating point ini, namun untuk aplikasi tertentu, terutama untuk aplikasi keperluan ilmiah CPU yang memiliki kemampuan pengolahan floating point dapat meningkatkan kecepatan prosesnya secara dramatis. Peristiwa menarik yang bisa dilakukan dengan metoda superscalar ini adalah dalam hal memperkirakan pencabangan instruksi (brach prediction) serta perkiraan eksekusi perintah (speculative execution). Peristiwa ini sangat menguntungkan buat program yang membutuhkan pencabangan dari kelompok intruksi yang dijalankankannya. Program yang terdiri dari kelompok perintah bercabang ini sering digunakan dalam pemrograman.
Contohnya dalam menentukan aktifitas yang dilakukan oleh suatu sistem berdasarkan umur seseorang yang sedang diolahnya, katakanlah jika umur yang bersangkutan lebih dari 18 tahun, maka akan diberlakukan instruksi yang berhubungan dengan umur tersebut, anggaplah seseorang tersebut dianggap telah dewasa, sedangkan untuk kondisi lainnya dianggap belum dewasa. Tentu perlakuannya akan dibedakan sesuai dengan sistem yang sedang dijalankan. Lalu apa yang dilakukan oleh CPU untuk hal ini? Komputer akan membandingkan nilai umur data yang diperolehnya dengan 18 tahun sehingga komputer dapat menentukan langkah dan sikap yang harus diambilnya berdasarkan hasil perbandingan tersebut. Sikap yang diambil tentu akan diambil berdasarkan pencabangan yang ada.
Pada CPU yang mendukung perintah pencabangan ini, CPU membutuhkan lumayan banyak clock cycle, mengingat CPU menempatkan semuanya pada pipeline dan menemukan perintah berikutnya yang akan dieksekusinya. Sirkuit untuk branch prediction melakukan pekerjaan ini bekerja sama dengan pipeline, yang dilakukan sebelum proses di ALU dilaksanakan, dan memperkirakan hasil dari pencabangan tersebut. Jika CPU berfikir bahwa branch akan menuju suatu cabang, biasanya berdasarkan pekerjaan sebelumnya, maka perintah berikutnya sudah dipersiapkan untuk dieksekusi berikut datadatanya, bahkan dengan adanya pipeline ini, bila tidak diperlukan suatu referensi dari instruksi terakhir, maka bisa dilaksanakan dengan segera, karena data dan instruksi yang dibutuhkan telah dipersiapkan sebelumnya.. Dalam hal speculative execution, artinya CPU akan menggunakan melakukan perhitungan pada pipeline yang berbeda berdasarkan kemungkinan yang diperkirakan oleh komputer. Jika kemungkinan yang dilakukan oleh komputer tepat, maka hasilnya sudah bisa diambil langsung dan tinggal melanjutkan perintah berikutnya, sedangkan jika kemungkinan yang diperkirakan oleh komputer tidak tepat, maka akan dilaksanakan kemungkinan lain sesuai dengan logika instruksi tersebut. Teknik yang digunakan untuk pipeline dan superscalar ini bisa melaksanakan Branch Prediction dan speculative execution tentunya membutuhkan ekstra transistor yang tidak sedikit untuk hal tersebut. Sebagai perbandingan, komputer yang membangkitkan pemrosesan pada PC pertama yang dikeluarkan oleh IBM pada mesin 8088 memiliki sekitar 29.000 transistor. Sedangkan pada mesin Pentium III, dengan teknologi superscalar dan superpipeline, mendukung branch prediction, speculative execution serta berbagai kemampuan lainnya memiliki sekitar 7,5 juta transistor. BeberapA CPU terkini lainnya seperti HP 8500 memiliki sekitar 140 juta transistor.

3. Perbedaan karakteristik CISC dan RISC.
CISC dan RISC perbedaannya tidak signifikan jika hanya dilihat dari terminologi set instruksinya yang kompleks atau tidak (reduced). Lebih dari itu, RISC dan CISC berbeda dalam filosofi arsitekturnya. Filosofi arsitektur CISC adalah memindahkan kerumitan software ke dalam hardware.
Teknologi pembuatan IC saat ini memungkinkan untuk menamam ribuan bahkan jutaan transistor di dalam satu dice. Bermacam-macam instruksi yang mendekati bahasa pemrogram tingkat tinggi dapat dibuat dengan tujuan untuk memudahkan programmer membuat programnya. Beberapa prosesor CISC umumnya memiliki microcode berupa firmware internal di dalam chip-nya yang berguna untuk menterjemahkan instruksi makro. Mekanisme ini bisa memperlambat eksekusi instruksi, namun efektif untuk membuat instruksi-instruksi yang kompleks. Untuk aplikasi-aplikasi tertentu yang membutuhkan singlechip komputer, prosesor CISC bisa menjadi pilihan.

4. Karakteristik CISC versus RISC
Rancangan RISC dapat memperoleh keuntungan dengan mengambil sejumlah feature CISC dan Rancangan CISC dapat memperoleh keuntungan dengan mengambil sejumlah feature RISC.
Hasilnya adalah bahwa sejumlah rancangan RISC yang terbaru, yang dikenal sebagai PowerPC, tidak lagi “murni” RISC dan rancangan CISC yang terbaru, yang dikenal sebagai Pentium, memiliki beberapa karakteristik RISC.

5. Ciri-ciri RISC:
1. Instruksi berukuran tunggal.
2. Ukuran yang umum adalah 4 byte.
3. Jumlah mode pengalamatan data yang sedikit, biasanya kurang dari lima buah.
4. Tidak terdapat pengalamatan tak langsung.
5. Tidak terdapat operasi yang menggabungkan operasi load/store dengan operasi aritmetika (misalnya, penambahan dari memori, penambahan ke memori)

Sebaliknya, filosofi arsitektur RISC adalah arsitektur prosesor yang tidak rumit dengan membatasi jumlah instruksi hanya pada instruksi dasar yang diperlukan saja. Kerumitan membuat program dalam bahasa mesin diatasi dengan membuat bahasa program tingkat tinggi dan compiler yang sesuai. Karena tidak rumit, teorinya mikroprosesor RISC adalah mikroprosesor yang low-cost dalam arti yang sebenarnya. Namun demikian, kelebihan ruang pada prosesor RISC dimanfaatkan untuk membuat sistem-sistem tambahan yang ada pada prosesor modern saat ini. Banyak prosesor RISC yang di dalam chip-nya dilengkapi dengan sistem superscalar, pipelining, caches memory, register-register dan sebagainya, yang tujuannya untuk membuat prosesor itu menjadi semakin cepat.
Sudah sering kita mendengar debat yang cukup menarik antara komputer personal IBM dan kompatibelnya yang berlabel Intel Inside dengan komputer Apple yang berlabel PowerPC. Perbedaan utama antara kedua komputer itu ada pada tipe prosesor yang digunakannya. Prosesor PowerPC dari Motorola yang menjadi otak utama komputer Apple Macintosh dipercaya sebagai prosesor RISC, sedangkan Pentium buatan Intel diyakini sebagai prosesor CISC. Kenyataannya komputer personal yang berbasis Intel Pentium saat ini adalah komputer personal yang paling banyak populasinya. Tetapi tidak bisa pungkiri juga bahwa komputer yang berbasis RISC seperti Macintosh, SUN adalah komputer yang handal dengan sistem pipelining, superscalar, operasi floating point dan sebagainya. Tersedia dari peningkatan kinerja superscalar teknik dibatasi oleh dua bidang utama:
• Tingkat dari hakiki paralel dalam instruksi streaming, yakni terbatasnya jumlah instruksi level parallelism, dan
• Kompleksitas waktu dan biaya yang terkait memberangkatkan dan ketergantungan memeriksa logika.
Binari yang ada telah dijalankan program tahap hakiki paralel. Dalam beberapa kasus petunjuk tidak tergantung pada satu sama lain dan dapat dijalankan secara bersamaan. Dalam kasus lain mereka yang antar-tergantung yaitu satu instruksi dampak baik sumber daya atau hasil lainnya. Petunjuk yang = b + c; d = e + f dapat berjalan secara bersamaan karena tidak ada yang bergantung pada hasil perhitungan lain. Namun, petunjuk yang = b + c; d = a + f mungkin tidak akan runnable secara paralel, tergantung pada urutan petunjuk yang lengkap saat mereka bergerak melalui unit.
Bila jumlah yang dikeluarkan secara simultan petunjuk meningkat, biaya memeriksa dependensi meningkat sangat pesat. Hal ini diperparah oleh kebutuhan untuk memeriksa dependensi di waktu dan menjalankan di CPU jam menilai. Ini termasuk biaya tambahan gerbang logika diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan, dan waktu tunda yang melalui pintu. Penelitian menunjukkan pintu gerbang biaya dalam beberapa kasus dapat NK pintu, dan biaya keterlambatan k2logn, dimana n adalah jumlah instruksi pada prosesor's set instruksi, dan k adalah jumlah bersamaan menurunkan petunjuk. Dalam matematika, ini disebut sebagai combinatoric masalah melibatkan permutations.
Meski mungkin berisi instruksi streaming tidak antar-instruksi dependensi, superscalar CPU yang sebenarnya harus memeriksa bahwa kemungkinan, karena tidak ada jaminan lain dan kegagalan untuk mendeteksi suatu dependensi akan menghasilkan hasil yang salah.
Tidak peduli bagaimana lanjutan proses yang semikonduktor atau cara cepat kecepatan yang berpindah, ini tempat yang praktis membatasi berapa petunjuk dapat menurunkan secara bersamaan. Meskipun proses kemajuan akan mengijinkan pernah lebih besar jumlah unit fungsional, beban instruksi memeriksa dependensi sehingga tumbuh pesat yang dicapai superscalar dispatch batas relatif kecil. Kemungkinan pada urutan lima hingga enam secara bersamaan menurunkan petunjuk.
Namun akhirnya tak terhingga cepat memeriksa ketergantungan pada logika konvensional yang lain superscalar CPU, jika instruksi streaming itu sendiri memiliki banyak dependensi, ini juga akan membatasi speedup mungkin. Dengan demikiantingkat hakiki paraleldalam kode streaming bentuk kedua dalam keterbatasan.


Karakteristik CISC RISC
IBM
370/168 VAX
11/780 Intel
80486 Motorola
88000
Tahun dibuat 1973 1978 7989 1988
Jumlah Intruksi 208 303 235 51
Intruksi (Bytes) 2-6 2-57 1-11 4
Mode Pengalamatan 4 22 11 3
Jumlah Register
General-purpose 16 16 8 32
Ukuran Memory
Control (Kbits) 420 480 246 _
Ukuran Cache
(Kbytes) 64 64 8 16


6. Kesimpulan.
Diantara kelebihan dan kekurangan dari arsitektur RISC dan arsitektur CISC sampai sekarang masih menjadi sebuah perdebatan. Ada juga teknologi yang menggabungkan kedua arsitektur tersebut, contohnya : Prosesor Intel dan AMD yang dijual secara komersil sekarang adalah pengembangan dari prosesor x86 yang menggunakan basis prosesor CISC. Lucunya, instruksi set yang didukung oleh kedua prosesor tersebut menggunakan instruksi RISC yang lebih efisien dalam menangani
data.


Selengkapnya...

Category:
��
04.17 | Posted in




SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN JENIS GANGGUAN
PERKEMBANGAN PADA ANAK

ABSTRAK
Sistem pakar (expert system) secara umum adalah Sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Atau dengan kata lain Sistem adalah Sistem yang didesain dan diimplementasikan dengan bantuan bahasa pemrograman tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan oleh para ahli. Diharapkan dengan sistem ini, orang awam dapat menyelesaikan masalah tertentu baik ‘sedikit’ rumit ataupun rumit sekalipun ‘tanpa’ bantuan para ahli dalam bidang tersebut. Sedangkan bagi para ahli, sistem ini dapat digunakan sebagai asisten yang berpengalaman.
Aplikasi yang dikembangkan ini bertujuan untuk menentukan jenis gangguan Perkembangan pada anak di bawah umur 10 tahun dengan hanya memperhatikan gejala- gejala yang dialami. Dengan menggunakan metode Certanty Factor (CF), didapatkan nilai Kemungkinan gangguan yang dialami pasien.

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan komputer dewasa ini telah mengalami banyak perubahan yang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Komputer yang pada awalnya hanya digunakan oleh para akademisi dan militer, kini telah digunakan secara luas di berbagai bidang, misalnya: Bisnis, Kesehatan, pendidikan, Psikologi, Permainan dan sebagainya. Hal ini mendorong
para ahli untuk semakin mengembangkan komputer agar dapat membantu kerja manusia atau bahkan melebihi kemampuan kerja manusia.
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence merupakan bagian dari ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. sistem cerdas (intelligent system) adalah sistem yang dibangun dengan menggunakan teknik-teknik artificial intelligence. Salah satu yang dipelajari pada kecerdasan buatan adalah teori kepastian dengan menggunakan teori Certainty Factor (CF) (Kusumadewi, 2003).
Sistem pakar (Expert System) adalah program berbasis pengetahuan yang menyediakan solusi-solusi dengan kualitas pakar untuk problema-problema dalam suatu domain yang spesifik. Sistem pakar merupakan program komputer yang meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar dalam menyelesaikan suatu masalah tertentu. Implementasi system pakar banyak digunakan dalam bidang psikologi karena sistem pakar dipandang sebagai cara penyimpanan pengetahuan pakar pada bidang tertentu dalam program komputer sehingga keputusan dapat diberikan dalam melakukan penalaran secara cerdas. Irisan antara psikologi dan sistem pakar melahirkan sebuah area yang dikenal dengan
nama cognition & psycolinguistics. Umumnya pengetahuannya diambil dari seorang manusia yang pakar dalam domain tersebut dan sistem pakar itu berusaha meniru metodelogi dan kinerjanya (performance) (Kusumadewi, 2003).
Salah satu implementasi yang diterapkan sistem pakar dalam bidang psikologi, yaitu untuk sistem pakar menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak. Anak-anak merupakan fase yang paling rentan dan sangat perlu diperhatikan satu demi satu tahapan perkembangannya. contoh satu bentuk gangguan perkembangan adalah conduct disorder. Conduct disorder adalah satu kelainan perilaku dimana anak sulit membedakan benar salah atau baik dan buruk, sehingga anak merasa tidak bersalah walaupun sudah berbuat kesalahan. Dampaknya akan sangat buruk bagi perkembangan sosial anak tersebut. Oleh karena itu dibangun suatu sistem pakar yang dapat membantu para pakar/
psikolog anak untuk menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak dengan menggunakan metode Certainty Factor (CF).
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu sistem yang dapat digunakan untuk melakukan diagnosis gangguan pada perkembangan anak yang mampu membuat suatu keputusan yang sama, sebaik dan seperti pakar.
1.3 Batasan Masalah
1. Sistem pakar ini berbasis web.
2. Diasumsikan bahwa data dimasukkan oleh orang yang mengetahui perubahan tingkah laku si pasien.
3. Sistem pakar ini mendiagnosis pasien di bawah umur 10 tahun.
4. Sumber pengetahuan diperoleh dari pakar, buku-buku, dan e-book yang mendukung.
5. Metode yang digunakan dalam penyelesaian masalah ini adalah metode Certainty Factor.


2. DASAR TEORI
2.1 Kecerdasan Buatan Secara Umum
Kecerdasan buatan dapat didefinisikan sebagai mekanisme pengetahuan yang ditekankan pada kecerdasan pembentukan dan penilaian pada alat yang menjadikan mekanisme itu, serta membuat komputer berpikir secara cerdas. Kecerdasan buatan juga dapat didefinisikan sebagai salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan manusia.
Teknologi kecerdasan buatan dipelajari dalam bidang-bidang, seperti:
robotika, penglihatan komputer (computer vision), jaringan saraf tiruan (artifical neural system), pengolahan bahasa alami (natural language processing), pengenalan suara (speech recognition), dan Sistem pakar (expert system).
2.2 Sistem Pakar
Sistem pakar (expert system) secara umum adalah Sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Atau dengan kata lain Sistem pakar adalah Sistem yang didesain dan diimplementasikan dengan bantuan bahasa pemrograman tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan oleh para ahli. Diharapkan dengan Sistem ini, orang awam dapat menyelesaikan masalah tertentu baik ‘sedikit’ rumit ataupun rumit sekalipun ‘tanpa’ bantuan para ahli dalam bidang tersebut. Sedangkan bagi para ahli, Sistem ini dapat digunakan sebagai asisten yang berpengalaman.
Sistem pakar merupakan cabang dari Artificial Intelligence (AI) yang cukup tua karena Sistem ini telah mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960. Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah General-purpose problem solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newl dan Simon. Sampai saat ini sudah banyak Sistem pakar yang dibuat, seperti MYCIN, DENDRAL, XCON & XSEL, SOPHIE,
Prospector, FOLIO, DELTA, dan sebagainya.

Perbandingan Sistem konvensional dengan Sistem pakar sebagai berikut:

a. Sistem Konvensional
1. Informasi dan pemrosesan umumnya digabung dalam satu program sequential
2. Program tidak pernah salah (kecuali pemrogramnya yang salah)
3. Tidak menjelaskan mengapa input dibutuhkan atau bagaimana hasil diperoleh
4. Data harus lengkap
5. Perubahan pada program merepotkan
6. Sistem bekerja jika sudah lengkap.

b. Sistem pakar
1. Knowledge base terpisah dari mekanisme pemrosesan (inference)
2. Program bisa melakukan kesalahan
3. Penjelasan (explanation) merupakan bagian dari ES
4. Data tidak harus lengkap
5. Perubahan pada rules dapat dilakukan dengan mudah
6. Sistem bekerja secara heuristik dan logik

Suatu Sistem dikatakan Sistem pakar apabila memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Terbatas pada domain keahlian tertentu
2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak pasti
3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan-alasan yang diberikannya dengan cara yang dapat dipahami
4. Berdasarkan pada kaidah atau rule tertentu
5. Dirancang untuk dikembangkan sacara bertahap
6. Keluarannya atau output bersifat anjuran.

Adapun banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan mengembangkan
Sistem pakar, antara lain:
1. Masyarakat awam non-pakar dapat memanfaatkan keahlian di dalam bidang tertentu tanpa kesadaran langsung seorang pakar
2. Meningkatkan produktivitas kerja, yaitu bertambahnya efisiensi pekerjaan tertentu serta hasil solusi kerja
3. Penghematan waktu dalam menyelesaikan masalah yang kompleks
4. Memberikan penyederhanaan solusi untuk kasus-kasus yang kompleks dan berulang-ulang
5. Pengetahuan dari seorang pakar dapat dikombinasikan tanpa ada batas waktu
6. Memungkinkan penggabungan berbagai bidang pengetahuan dari berbagai

Pakar untuk dikombinasikan.
Selain banyak manfaat yang diperoleh, ada juga kelemahan pengembangan
Sistem pakar , yaitu:
1. Daya kerja dan produktivitas manusia menjadi berkurang karena semuanya dilakukan secara otomatis oleh Sistem
2. Pengembangan perangkat lunak Sistem pakar lebih sulit dibandingkan dengan perangkat lunak konvensional.

Tujuan pengembangan Sistem pakar sebenarnya bukan untuk menggantikan peran manusia, tetapi untuk mensubstitusikan pengetahuan manusia ke dalam bentuk Sistem, sehingga dapat digunakan oleh orang banyak.

2.2.1 Struktur Sistem Pakar
Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment) (Turban, 1995). Lingkungan pengembangan Sistem pakar digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan Sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar. Komponen-komponen Sistem pakar dalam dua bagian tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Komponen-komponen yang terdapat dalam Sistem pakar adalah seperti
yang terdapat pada Gambar 1, yaitu User Interface (antarmuka pengguna), basis pengetahuan, akuisisi pengetahuan, mesin inference, workplace, fasilitas penjelasan, perbaikan pengetahuan.
Seorang pakar mempunyai pengetahuan tentang masalah yang khusus. Dalam hal ini disebut domain knowledge. Penggunaan kata “domain” untuk memberikan penekanan pengetahuan pada problem yang spesifik. Pada menyimpan domain knowledge pada Long Term Memory (LTM) atau ingatan jangka
panjangnya.
Ketika pakar akan memberikan nasihat atau solusi kepada seseorang, pakar terlebih dahulu menentukan fakta-fakta dan menyimpannya ke dalam Short Term Memory (STM) atau ingatan jangka pendek. Kemudian pakar memberikan solusi tentang masalah tersebut dengan mengkombinasikan fakta-fakta pada STM dengan pengetahuan LTM. Dengan menggunakan proses ini pakar mendapatkan
informasi baru dan sampai pada kesimpulan masalah. Gambar 2 menunjukan berkas diagram pemecahan masalah dengan pendekatan yang digunakan pakar. Sistem pakar dapat memecahkan masalah menggunakan proses yang sama dengan metode yang digunakan oleh pakar, struktur yang digunakan ditunjukan pada Gambar 3.

2.2.2 Komponen Sistem Pakar
Sebuah program yang difungsikan untuk menirukan seorang pakar manusia harus bisa melakukan hal-hal yang dapat dikerjakan seorang pakar.
Untuk membangun sistem seperti itu maka komponen-komponen dasar yang harus dimilikinya paling sedikit adalah sebagai berikut:
1. Antar muka pemakai (User Interface)
2. Basis pengetahuan (Knowledge Base)
3. Mesin inferensi
Sedangkan untuk menjadikan sistem pakar menjadi lebih menyerupai Seorang pakar yang berinteraksi dengan pemakai, maka dapat dilengkapi dengan fasilitas berikut:
1. Fasilitas penjelasan (Explanation)
2. Fasilitas Akuisisi pengetahuan (Knowledge acquisition facility)
3. Fasilitas swa-pelatihan (self-training)

2.2.3 Metode Inferensi
Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Metode inferensi adalah program komputer yang memberikan metedologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk memformulasikan kesimpulan (Turban, 1995). Kebanyakan sistem pakar berbasis aturan menggunakan strategi inferensi yang dinamakan modus ponen. Berdasarkan strategi ini, jika terdapat aturan “IF A THEN B”, dan jika diketahui bahwa A benar, maka dapat disimpulkan bahwa B juga benar.

Strategi inferensi modus ponen dinyatakan dalam bentuk:
[A And (A→B)] →B(1) dengan A dan A→B adalah proposisi-proposisi dalam basis pengetahuan. Terdapat dua pendekatan untuk mengontrol inferensi dalam sistem pakar
berbasis aturan, yaitu pelacakan ke belakang (Backward chaining) dan pelacakan ke
depan (forward chaining).

a. Pelacakan ke belakang (Backward Chaining)
Pelacakan ke belakang adalah pendekatan yang dimotori oleh tujuan (goal-driven). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari tujuan, selanjutnya dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya. Selanjutnya proses pelacakan menggunakan premis untuk aturan tersebut sebagai tujuan baru dan mencari aturan lain dengan tujuan baru sebagai kesimpulannya. Proses berlanjut sampai semua kemungkinan ditemukan.

b. Pelacakan ke depan (forward chaining)
Pelacakan kedepan adalah pendekatan yang dimotori data (data-driven). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan. Pelacakan ke depan, mencari fakta yang sesuai dengan bagian IF dari aturan IF-THEN. Gambar 5 menunjukkan proses forward chaining.

2.2.4 Representasi Pengetahuan
Setelah menerima bidang kepakaran yang telah diaplikasikan pada sistem pakar, kemudian mengumpulkan pengetahuan yang sesuai dengan domain keahlian tersebut. Pengetahuan yang dikumpulkan tersebut tidak bisa diaplikasikan begitu saja dalam sistem. Pengetahuan harus direpresentasikan dalam format tertentu dan dihimpun dalam suatu basis pengetahuan. Pengetahuan yang dilakukan pada sistem pakar merupakan serangkaian Informasi pada domain tertentu. Kedua hal tersebut menurut ekspresi klasik oleh Wirth ditulis sebagai berikut:
Algoritma + Struktur Data = Program Pengetahuan + Inferensi = sistem pakar Noise merupakan suatu item yang tidak mempunyai maksud (interest). Noise merupakan data yang masih kabur atau tidak jelas. Data adalah item yang mempunyai makna potensial. Data diolah menjadi pengetahuan. Meta knowledge adalah pengetahuan tentang pengetahuan dan keahlian. Karakteristik pengetahuan yang diperoleh tergantung pada sifat masalah yang akan diselesaikan, tipe dan tingkat pengetahuan seorang pakar. Pengetahuan harus diekstraksikan dan dikodekan dalam suatu bentuk tertentu untuk memecahkan masalah. Ketika pengetahuan dalam suatu bidang kepakaran tersedia, maka dipilih representasi pengetahuan yang tepat. Pengetahuan dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu: pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif mengacu pada fakta, sedangkan pengetahuan prosedural mengacu pada serangkaian tindakan dan konsekuensinya. Pengetahuan deklaratif juga terlibat dalam pemecahan masalah, sedangkan pengetahuan
prosedural diasosiasikan dengan bagaimana menerapkan strategi atau prosedur penggunaan pengetahuan yang tepat untuk memecahkan masalah. Pengetahuan deklaratif menggunakan basis logika dan pendekatan relasi. Representasi logika menggunakan logika proporsional dan logika predikat. Model relasi menggunakan jaringan semantik, graph dan pohon keputusan (decision tree).
Pengetahuan prosedural menggunakan algoritma sebagai prosedural pemecahan masalah.

2.2.5 Ketidakpastian dengan Teori Certainty Factor (Teori Kepastian)
Dalam menghadapi suatu permasalahan sering ditemukan jawaban yang tidak memiliki kepastian penuh. Ketidakpastian ini dapat berupa probabilitas atau kebolehjadian yang tergantung dari hasil suatu kejadian. Hasil yang tidak pasti disebabkan oleh dua faktor, yaitu aturan yang tidak pasti dan jawaban pengguna yang tidak pasti atas suatu pertanyaan yang diajukan oleh sistem. Hal ini sangat
mudah dilihat pada sistem diagnosis penyakit, dimana pakar tidak dapat mendefinisikan hubungan antara gejala dengan penyebabnya secara pasti, dan pasien tidak dapat merasakan suatu gejala dengan pasti pula. pada akhirnya akan ditemukan banyak kemungkinan diagnosis. Sistem pakar harus mampu bekerja dalam ketidakpastian. Sejumlah teori telah ditemukan untuk menyelesaikan ketidakpastian, termasuk diantaranya probabilitas klasik, probabilitas bayes, teori hartley berdasarkan himpunan klasik, teori shannon berdasakan pada probabilitas, teori Depmster-Shafer, teori fuzzy Zadeh, dan faktor kepastian (certanity factor). Faktor kepastian (Certanity Factor) diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam pembuatan MYCIN. Certanity Factor (CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan. Certanity Factor (CF) menunjukkan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau aturan.


2.3 Gangguan Perkembangan Pada Anak

Manusia dalam hidupnya selalu mengalami perkembangan. Dari mulai dilahirkan sebagai seorang bayi, berkembang menjadi anak-anak, remaja, dewasa, tua dan akhirnya meninggal dunia. Dalam perjalanannya tersebut tidak sedikit yang mengalami berbagai gangguan dan permasalahan yang kemudian disebut sebagai hambatan atau gangguan perkembangan. Sebuah perkembangan yang
terjadi pada diri manusia akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya, karenannya perlu ada perhatian khusus dalam masalah ini sebagai tindakan preventif, sehingga harapannya perkembangan yang akan berlangsung selanjutnya dalam kondisi yang positif. Anak-anak merupakan fase yang paling rentan dan sangat perlu diperhatikan satu demi satu tahapan perkembangan yang dialaminya.

2.3.1 Jenis Gangguan perkembangan anak
a. Keterbelakangan mental (Mental Retardetion)
▪ Definisi Keterbelakangan mental
Keterbelakangan Mental (Retardasi Mental, RM) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata disertai dengan berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri (berprililaku adaptif), yang mulai timbul sebelum usia 10 tahun.
▪ Penyebab Keterbelakangan Mental
Tingkat kecerdasan ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan. Pada sebagian besar kasus RM, penyebabnya tidak diketahui; hanya 25% kasus yang memiliki penyebab yang spesifik (Maharani,2007).
Secara kasar, penyebab RM dibagi menjadi beberapa kelompok:
1. Trauma (sebelum dan sesudah lahir)
• Perdarahan intrakranial sebelum atau sesudah lahir
• Hipoksia (kekurangan oksigen), sebelum, selama atau sesudah lahir
• Cedera kepala yang berat
2. Infeksi (bawaan dan sesudah lahir)
• Rubella kongenitalis
• Meningitis
• Infeksi sitomegalovirus bawaan
• Ensefalitis
• Toksoplasmosis kongenitalis
• Infeksi HIV
3. Kelainan kromosom
• Kesalahan pada jumlah kromosom (Sindroma Down)
• Defek pada kromosom (sindroma X yang rapuh, sindroma Angelman, sindroma Prader-Willi)
• Translokasi kromosom dan sindroma cri du chat
4. Kelainan genetik dan kelainan metabolik yang diturunkan
• Galaktosemia
• Penyakit Tay-Sachs
• Fenilketonuria
• Sindroma Hunter
• Sindroma Hurler
• Sindroma Sanfilippo
• Leukodistrofi metakromatik
• Adrenoleukodistrofi
• Sindroma Lesch-Nyhan
• Sindroma Rett
• Sklerosis tuberose
5. Metabolik
• Sindroma Reye
• Dehidrasi hipernatremik
• Hipotiroid kongenital
• Hipoglikemia
6. Keracunan
• Pemakaian alkohol, amfetamin dan obat lain pada ibu hamil
• Keracunan metilmerkuri
• Keracunan timah hitam


7. Gizi
• Kwashiorkor
• Marasmus
• Malnutrisi
8. Lingkungan
• Kemiskinan
• Status ekonomi rendah
• Sindroma deprivasi.

▪ Gejala Keterbelakangan Mental
Table 1 menunjukkan tingkatan Retardasi Mental berdasarkan IQ pada usia prasekolah dan usia sekolah.

Tabel 1. Tingkatan Retardasi Mental

Tingkat IQ Usia Prasekolah dari lahir-5 tahun Usia Sekolah dari 6-12 tahun

Ringan 52-68
• Bisa membangun kemampuan sosial & komunikasi
• Koordinasi otot sedikit terganggu
• Sering tidak terdiagnosis
• Bisa mempelajari pelajaran kelas 6 pada akhir usia belasan tahun
• Bisa dibimbing ke arah pergaulan sosial
• Bisa dididik Moderat 36-51
• Bisa berbicara & belajar berkomunikasi
• Kesadaran sosial kurang
• Koordinasi otot cukup
• Bisa mempelajari beberapa kemampuan sosial & pekerjaan
• Bisa belajar bepergian sendiri di tempat-tempat yang dikenalnya dengan baik
Berat 20-35
• Bisa mengucapkan beberapa kata
• Mampu mempelajari kemampuan untuk menolong diri sendiri
• Tidak memiliki kemampuan ekspresif atau hanya sedikit
• Koordinasi otot jelek
• Bisa berbicara atau belajar berkomunikasi
• Bisa mempelajari kebiasaan hidup sehat yang sederhana
Sangat berat 19 atau kurang
• Sangat terbelakang
• Koordinasi ototnya sedikit sekali
• Mungkin memerlukan perawatan khusus
• Memiliki beberapa koordinasi otot
• Kemungkinan tidak dapat berjalan atau berbicara

▪ Diagnosa Keterbelakangan mental
Tingkat kecerdasan yang berada dibawah rata-rata bisa dikenali dan diukur melalui tes kecerdasan standar (tes IQ), yang menunjukkan hasil kurang dari 2 SD (standar deviasi) dibawah rata-rata (biasanya dengan angka kurang dari 70, dari rata-rata 100).
▪ Pengobatan Keterbelakangan mental
Tujuan pengobatan yang utama adalah mengembangkan potensi anak semaksimal mungkin. Sedini mungkin diberikan pendidikan dan pelatihan khusus, yang meliputi pendidikan dan pelatihan kemampuan sosial untuk membantu anak berfungsi senormal mungkin. Pendekatan perilaku sangat
penting dalam memahami dan bekerja sama dengan anak RM (Maharani, 2007).
▪ Pencegahan Keterbelakangan mental
Konsultasi genetik akan memberikan pengetahuan dan pengertian kepada orang tua dari anak RM mengenai penyebab terjadinya RM. Vaksinasi MMR secara dramatis telah menurunkan angka kejadian rubella (campak Jerman) sebagai salah satu penyebab RM. Amniosentesis dan contoh vili korion merupakan pemeriksaan diagnostik yang dapat menemukan sejumlah kelainan, termasuk kelainan genetik dan korda spinalis atau kelainan otak pada janin. Setiap wanita hamil yang berumur lebih dari 35 tahun dianjurkan untuk menjalani amniosentesis dan pemeriksaan vili korion, karena memiliki resiko melahirkan bayi yang menderita sindroma Down. USG juga dapat membantu menemukan adanya kelainan otak. Untuk mendeteksi sindroma Down dan spina bifida juga bisa dilakukan pengukuran kadar alfa-protein serum.

Diagnosis RM yang ditegakkan sebelum bayi lahir, akan memberikan pilihan aborsi atau keluarga berencana kepada orang tua. Tindakan pencegahan lainnya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya RM:
• Genetik
Penyaringan prenatal (sebelum lahir) untuk kelainan genetik dan konsultasi genetik untuk keluarga-keluarga yang memiliki resiko dapat mengurangi angka kejadian RM yang penyebabnya adalah faktor genetik.
• Sosial
Program sosial pemerintah untuk memberantas kemiskinan dan Menyelenggarakan pendidikan yang baik dapat mengurangi angka kejadian RM ringan akibat kemiskinan dan status ekonomi yang rendah.
• Keracunan
Program lingkungan untuk mengurangi timah hitam dan merkuri serta racun lainnya akan mengurangi RM akibat keracunan. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan efek dari pemakaian alkohol dan obat-obatan selama kehamilan dapat mengurangi angka kejadian RM.
• Infeksi
Pencegahan rubella kongenitalis merupakan contoh yang baik dari program yang berhasil untuk mencegah salah satu bentuk RM. Kewaspadaan yang konstan (misalnya yang berhubungan dengan kucing, toksoplasmosis dan kehamilan), membantu mengurangi RM akibat toksoplasmosis.

b. Autis
▪ Definisi Autis
Autisme bukanlah penyakit menular, namun suatu gangguan perkembangan yang luas yang ada pada anak. Seorang ahli mengatakan autisme adalah dasar dari manusia yang berkepribadian ganda (Sizhophren). Autis pada anak berbeda-beda tarafnya dari yang ringan sampai yang berat. Autis dapat terjadi pada siapa saja tanpa membedakan perbedaan status sosial maupun ekonomi. Dengan perbandingan 4:1 pada anak laki-laki. IQ pada anak autis bisa dari yang rendah sampai IQ yang tinggi.
▪ Gejala-gejala pada anak Autis
Gejala pada anak autis sudah tampak sebelum anak berumur 3 tahun, yaitu antara lain dengan tidak adanya kontak mata, dan tidak menunjukkan responsif terhadap lingkungan. Jika kemudian tidak diadakan terapi, maka setelah usia 3 tahun perkembangan anak terhenti/mundur, seperti tidak mengenal suara orang tuanya dan tidak mengenal namanya.
▪ Jenis-jenis Autis
Jenis-jenis autis dibedakan menjadi dua:
1. Autisme disertai hiperaktif (aktif)
2. Autisme tidak disertai hiperaktif (pasif)
▪ Penyebab Autis
Penyebab utama belum diketahui dengan pasti. Autisme diduga disebabkan oleh gangguan neurobiologis pada susunan syaraf pusat:
• Faktor genetik
• Gangguan pertumbuhan sel otak pada janin
• Gangguan pencernaan
• Keracunan logam berat
• Gangguan Auto – Imun

▪ Cara Penanggulangan Autis
Berdasarkan adanya gangguan pada otak, Autisme tidak dapat sembuh total tetapi gejalanya dapat dikurangi, perilaku dapat diubah ke arah positif dengan berbagai terapi.
1. Mengamati perilaku anak secara mendalam
2. Mengetahui riwayat perkembangannya
3. Pemeriksaan medis (kerja sama dengan dokter, psikolog)
4. Melakukan terapi wicara dan perilaku

c. Conduct Disorder
Conduct disorder adalah satu kelainan perilaku yang mana anak sulit membedakan benar salah, baik buruk; sehingga anak merasa tidak bersalah walaupun dia sudah berbuat kesalahan. Dampaknya akan sangat buruk bagi perkembangan sosial anak tersebut maupun perkembangan lainnya. Demikian pula perilaku agresif seorang anak, harus ada suatu langkah yang dapat memperbaikinya.

▪ Simpton conduct disorder
Menurut DSM (Diagnostic of Statistical Manual of Mental Disorder), Conduct disorder merupakan suatu pola perilaku yang terus berulang di mana hak dasar orang lain atau norma atau aturan dalam masyarakat dilanggar, yang dimanifestasikan dengan keberadaan tiga ( atau lebih ) kriteria berikut dalam 12 bulan terakhir, dan sedikitnya satu kriteria harus ada dalam 6 bulan
terakhir (Jurnal, 2003).

• Agresi terhadap orang-orang dan binatang:
1. Sering marah-marah,menakuti orang lain
2. Sering memulai perkelahian, fisik
3. Mengguanakan senjata yang dapat menyebabkan ancaman fisik serius (tongkat pemukul, batu, pisau, dan lain lain)
4. Melakukan kekejaman fisik kepada binatang
5. Melakukan kekejaman fisik kepada orang lain.

• Perusakan Properti atau barang-barang:
1. Melempar-lempar barang yang ada dihadapannya ketika marah
2. Melempar barang-barang untuk melukai seseorang atau binatang

▪ Jenis-jenis conduct disorder
Dibawah ini merupakan beberapa kategori conduct disorder menurut The ICD-10 Classification of Mental and Behavioral Disorders yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO, 1992).
1. Conduct disorder yang dibatasi dalam konteks keluarga: merupakan conduct disorder yang meliputi perilaku abnormal sepenuhnya, atau hampir sepenuhnya, dibatasi dengan rumah dan atau interaksi dengan keluarga.
2. Conduct disorder yang tidak terisolasi: merupakan conduct disorder yang ditandai dengan kombinasi perilaku disosial dan agresif yang berulang (tidak hanya perilaku melawan, menyimpang, atau mengganggu), dengan abnormalitas yang dapat menembus secara signifikan dalam hubungan individualnya dengan anak-anak yang lain.
3. Conduct disorder yang terisolasi: merupakan conduct disorder yang meliputi perilaku sosial dan agresif yang berulang (tidak hanya perilaku melawan, menyimpang, atau mengganggu), yang terjadi pada individu yang terintegrasi dengan baik ke dalam peer group-nya.

Treatment bagi anak dengan conduct disorder:
• Trannning bagi orang tua untuk dapat mengenali perilaku anak atau remaja yang mengalami conduct disorder
• Terapi keluarga
• Tranning problem solving skills untuk anak dan remaja tersebut
• Community base service yang difokuskan pada anak-anak dalam keluarga atau lingkungan disekitarnya
Terapi yang mungkin dilakukan untuk anak penyandang conduct disorder adalah sebagai berikut:
• Pendekatan Cognitive-Behavioral
Tujuan dari Cognitive-Behavioral adalah untuk meningkatkan kemampuan anak dalam Problem solving skills, Communications skills, Impuls control, dan Anger management skills.
• Family theraphy
Family theraphy adalah terapi yang mengfokuskan pada perubahan system keluarga seperti meningkatkan communications skills dan interaksi dalam keluarga.
• Peer group theraphy
Peer group theraphy adalah terapi yang difokuskan peningkatan social skills dan interpersonal skills
• Medication
Meskipun bukan merupakan threatment yang efektif, namun obat dapat digunakan untuk simpton atau gangguan yang responsive terhadap obat- obatan.

d. Attentation Deficit Hyperactive Disorders (ADHD)
Adalah kependekan dari Attentation Deficit Hyperactive Disorders yang merupakan istilah yang paling sering digunakan untuk menyatakan suatu keadaan yang memiliki karakterisrik utama ketidakmampuan memusatkan perhatian,impulsivitas, dan hiperaktivitas yang tidak sesuai dengan perkembangan anak (Jurnal, 2003).

▪ Penyebab ADHD
Ditimbulkan Karena faktor lingkungan sosial atau karena metode pengasuhan anak, penyebab yang paling subtansi dan paling diyakini adalah faktor neurologi dan faktor genetis. Semua faktor memberikan dampak peningkatan terhadap gangguan.
▪ Pengobatan / terapi ADHD
• Terapi Medikasi
Terapi medikasi atau famakologi adalah penanganan dengan mengguanakan obat-obatan.
• Terapi Nutrisi
Terapi nutrisi adalah terapi yang mengacu pada keseimbanganan makanan. Seperti keseimbangan karbohidrat, penanganan gangguan pencernaan.
• Terapi Biomedis
Terapi biomedis dilakukan dengan pemberian suplemen nutrisi, defisiensi mineral, essential fatty Acids, gangguan metabolism asam amino dan toksisitas ligam berat.
• Terapi modifikasi prilaku
Terapi modifikasi perilaku harus melalui pendekatan perilaku secara langsung, dengan lebih mengfokuskan pada perubahan spesifik. Modifikasi perilaku merupakan pola penanganan yang paling efektif dengan positif dan dapat menghindarkan anak dari perasaan frustasi, marah, dan berkecil hati menjadi perasaan yang penuh percaya diri.

3. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

3.1 Perancangan Basis Pengetahuan
Dalam perancangan basis pengetahuan ini digunakan kaidah produksi sebagai sarana untuk representasi pengetahuan. Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk pernyataan JIKA [premis] MAKA [konklusi]. Pada perancangan basis pengetahuan sistem pakar ini premis adalah gejala-gejala yang terlihat pada anak dan konklusi adalah jenis gangguan perkembangan yang diderita anak, sehingga bentuk pernyataannya adalah JIKA [gejala] MAKA [gangguan]. Bagian premis dalam aturan produksi dapat memiliki lebih dari satu proposisi yaitu berarti pada sistem pakar ini dalam satu kaidah dapat memiliki lebih dari satu gejala. Gejala-gejala tersebut dihubungkan dengan menggunakan operator logika DAN. Bentuk pernyatannya adalah:
JIKA [gejala 1]
DAN [gejala 2]
DAN [gejala 3]
MAKA [gangguan]
Adapun contoh kaidah Sistem Pakar Menentukan Gangguan Perkembangan pada Anak adalah sebagai berikut:
JIKA Anak Sulit Berbicara
DAN Tes IQ Dibawah !9
DAN Koordinasi Otot Tidak Sempurna
MAKA Gangguan Retardasi Mental Berat
Berdasarkan contoh kaidah pengetahuan diatas maka kaidah tersebut dapat disimpan dalam bentuk sebuah tabel sehingga dapat lebih mudah untuk di mengerti. Dimana pada tabel tersebut terdapat kolom jenis gangguan yang menjelaskan tentang definisi,penyebab, dan pengobatan.

3.2 Perancangan Mesin Inferensi
Metode penalaran yang digunakan dalam sistem adalah penalaran pelacakan maju (Forward Chaining) yaitu dimulai dari sekumpulan fakta-fakta tentang suatu gejala yang diberikan oleh pengguna sebagai masukan sistem, untuk kemudian dilakukan pelacakan sampai tujuan akhir berupa diagnosis kemungkinan jenis gangguan perkembangan yang diderita dan penjelasan tentang jenis gangguan yang diderita serta cara pengobatannya. Dalam proses penarikan kesimpulan dapat dilihat pada Gambar 8.

3.3 Implementasi Perangkat Lunak
Sistem Pakar Menentukan Gangguan Perkembangan pada Anak ini, dalam implementasinya dibatasi pada tambah, update dan delete data pasien, pakar, gejala, gangguan, pengetahuan, dan berita. Implementasinya terdiri dari beberapa halaman yang memiliki fungsi sendiri-sendiri. Halaman-halaman tersebut akan tampil secara berurutan sesuai dengan urutan yang telah terprogram, setelah
pengguna melakukan proses tertentu. Halaman layanan berisi tentang informasi dari sistem pakar yang dibuat. Pada halaman ini menggambarkan tentang kegunaan dari sistem ini. Tampilan dari halaman layanan dapat dilihat pada Gambar 9.

4. PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Kebenaran Sistem
Pengujian kebenaran sistem dilakukan untuk mengetahui kesamaan hasil akhir atau output yang berupa kemungkinan jenis gangguan yang dihasilkan oleh sistem, dengan yang dihasilkan oleh perhitungan secara manual. Untuk mengetahui hasil output dari sistem harus melakukan konsultasi terlebih dahulu yang kemudian memasukkan gejala-gejala yang dirasakan oleh pasien kemudian setelah selesai melakukan konsultasi maka akan muncul halaman hasil konsultasi yang akan menampilkan kemungkinan jenis gangguan perkembangan yang dialami oleh pasien. Pengujian kebenaran sistem dilakukan dengan melakukan beberapa ujicoba diantaranya sebagai berikut:
1. Dengan satu gejala satu jenis gangguan
2. Dengan satu gejala beberapa jenis gangguan
3. Dengan beberapa gejala satu jenis gangguan
4. Dengan beberapa gejala beberapa gangguan

4.1.1 Pengujian Satu Gejala Satu jenis gangguan
Pada pengujian satu gejala untuk satu jenis gangguan ini, percobaan akan menggunakan gejala kontak mata, ekspresi muka, dan gerak-gerik tubuh kurang hidup dengan kemungkinan mengalami jenis gangguan perkembangan Autisme Aktif dengan nilai MB = 0.9 dan MD = 0.1.
Berdasarkan data diatas, apabila menggunakan perhitungan manual maka hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:
CF [Autisme Aktif, Kontak mata dan ekspresi muka kurang hidup]=0.9 - 0.1 = 0.8
Berdasarkan perhitungan manual tersebut nilai CF (Faktor Kepastian) yang dihasilkan dapat ditarik kesimpulan bahwa kemungkinan pasien tersebut mengalami gangguan perkembangan Autisme Aktif dengan nilai CF = 0.8 Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan sistem menghasilkan
kemungkinan pasien mengalami jenis gangguan perkembangan yaitu Autisme Aktif dan dapat melihat secara detail definisi, penyebab, dan pengobatannya. Form detail gengguan dapat dilihat pada Gambar 10.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut dengan melakukan perhitungan baik manual maupun sistem dapat dibandingkan bahwa hasil akhir atau output dari sistem yang berupa kemungkinan gangguan sama dengan hasil yang dilakukan oleh perhitungan manual dengan nilai CF sebesar 0.8 dengan kemungkinan jenis gangguan Autisme Aktif.

4.1.2 Pengujian Satu Gejala Beberapa Gangguan
Pada pengujian satu gejala beberapa gangguan ini, percobaan akan menggunakan gejala Kesadaran anak untuk bersosialisasi kurang dengan kemungkinan akan mengalami beberapa gangguan diantaranya adalah:
Mengalami Gangguan: Retardasi Mental Ringan dengan nilai MB = 0.5 dan MD = 0.05, Retardasi Mental Moderat dengan nilai MB = 0.7 dan MD = 0.1, Autisme Aktif dengan nilai MB = 0.89 dan MD = 0.1, dan Disfraxsia dengan nilai MB = 0.4 dan MD = 0.1.
Berdasarkan data diatas, apabila menggunakan perhitungan manual maka hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:
CF [Retardasi Mental Ringan, Kesadaran anak untuk bersosialisasi kurang]= 0.5 - 0.05 = 0.45
CF [Retardasi Mental Moderat, Kesadaran anak untuk bersosialisasi kurang]= 0.7 – 0.1 = 0.6
CF [Autisme Aktif, Kesadaran anak untuk bersosialisasi kurang] = 0.89 – 0.1 = 0.79
CF [Disfraxsia, Kesadaran anak untuk bersosialisasi kurang] = 0.4 – 0.1 = 0.3
Berdasarkan perhitungan manual tersebut berdasarkan nilai CF (Faktor Kepastian) yang tertinggi dapat ditarik kesimpulan bahwa kemungkinan pasien tersebut mengalami gangguan perkembangan Autisme Aktif dengan nilai CF = 0.79
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan sistem menghasilkan kemungkinan pasien mengalami jenis gangguan perkembangan yaitu Autisme Aktif dan dapat melihat secara detail definisi, penyebab, dan pengobatannya. Form detail gangguan dapat dilihat pada Gambar 11.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan sistem menghasilkan kemungkinan beberapa jenis gangguan yaitu Retardasi Mental Ringan, Retardasi Mental Moderat, Autisme Aktif, dan Disfraxsia. Berdasarkan hasil percobaan tersebut dengan melakukan perhitungan baik manual maupun sistem dapat dibandingkan bahwa hasil akhir atau output dari sistem yang berupa kemungkinan jenis gangguan sama dengan hasil yang dilakukan oleh perhitungan manual dengan nilai CF terbesar yaitu sebesar 0.79 dengan kemungkinan jenis gangguan Autisme Aktif.
4.1.3 Pengujian Beberapa Gejala Satu Gangguan
Pada pengujian beberapa gejala satu gangguan ini, percobaan akan menggunakan beberapa gejala yaitu: Anak kesulitan menjaga konsentrasi dlm aktivitasnya dengan nilai MB = 0.85 dan MD = 0.10, Sering gagal dalam memberi perhatian secara jelas dengan nilai MB = 0.70 dan MD = 0.35 dan Sering membuat kesalahan yang tidak terkontrol dengan nilai MB = 0.89 dan MD = 0.10. Ketiga
gejala tersebut kemungkinan akan mengalami gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif.
Berdasarkan data diatas, apabila menggunakan perhitungan manual maka hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:
MB [ADHD, Kesulitan konsentrasi ^ gagal dalam memberi perhatian] = 0.85 + 0.70 * ( 1 – 0.85) = 0.232
MD [ADHD, Kesulitan konsentrasi ^ gagal dalam memberi perhatian] = 0.10 + 0.35 * ( 1 – 0.10) = 0.405
MB [ADHD, Kesulitan konsentrasi ^ gagal dalam memberi perhatian ^ Sering membuat kesalahan] = 0.232 + 0.89 * ( 1 – 0.232) = 0.8616
MD [ADHD, Kesulitan konsentrasi ^ gagal dalam memberi perhatian ^ Sering membuat kesalahan] = 0.405 + 0.10 * ( 1 – 0.405) = 0.3004
CF [ADHD, sering menyendiri segala kemampuan terbelakang] = 0.8616 – 0.3004 = 0.5612
Berdasarkan perhitungan manual tersebut berdasarkan nilai CF (Faktor Kepastian) yang dihasilkan dapat ditarik kesimpulan bahwa kemungkinan pasien tersebut mengalami gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif dengan nilai CF = 0.5612. Kemudian dengan menggunakan perhitungan oleh sistem, dengan memasukkan gejala-gejala yang dirasakan tersebut ke dalam sistem, seperti pada Gambar 12.
Setelah selesai melakukan konsultasi tersebut kemudian klik tombol ”Proses” maka akan tampil form hasil konsultasi beserta kemungkinan gangguan yang diderita oleh pasien. Form hasil konsultasi dapat dilihat pada Gambar 13. Berdasarkan hasil percobaan tersebut dengan melakukan perhitungan baik manual maupun sistem dapat dibandingkan bahwa hasil akhir atau output dari
sistem yang berupa kemungkinan gangguan sama dengan hasil yang dilakukan oleh perhitungan manual dengan nilai CF sebesar 0.56 dengan kemungkinan gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif.

4.1.4 Pengujian Beberapa Gejala beberapa Gangguan
Pada pengujian beberapa gejala beberapa gangguan ini, percobaan akan menggunakan beberapa gejala yaitu: Anak hanya sedikit memiliki kemampuan ekspresif dengan nilai MB = 0.50 dan MD = 0.10, Kesulitan menjaga konsentrasi dlm aktivitasnya dengan nilai MB = 0.85 dan MD = 0.10. Kedua gejala tersebut kemungkinan akan terkena gangguan perkembangan yaitu Disfraxia dan Gangguan Pemusatan Perhatian&Hiperaktif(ADHD).
Berdasarkan data diatas, apabila menggunakan perhitungan manual maka hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:
CF [Disfraxia, Anak hanya sedikit memiliki kemampuan ekspresif] = 0.50 - 0.10 = 0.40
CF [ADHD, Kesulitan menjaga konsentrasi dlm aktivitasnya] = 0.85 – 0.10 = 0.75
Berdasarkan perhitungan manual tersebut berdasarkan nilai CF (Faktor Kepastian) yang dihasilkan dapat ditarik kesimpulan bahwa kemungkinan pasien tersebut mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian & Hiperaktif(ADHD) dengan nilai CF = 0.75 dan dengan kemungkinan mengalami gangguan Disfraxia dengan nilai CF = 0.40.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan sistem menghasilkan kemungkinan gangguan yaitu Disfraxia
Berdasarkan hasil percobaan tersebut dengan melakukan perhitungan baik manual maupun sistem dapat dibandingkan bahwa hasil akhir atau output dari sistem yang berupa kemungkinan gangguan, sama dengan hasil yang dilakukan oleh perhitungan manual dengan kemungkinan mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian & Hiperaktif(ADHD) dengan nilai CF = 0.75 dengan kemungkinan mengalami gangguan Disfraxia dengan nilai CF = 0.40.

5. SIMPULAN
Aplikasi sistem pakar yang dibuat ini mampu menganalisis jenis gangguan perkembangan yang dialamai pasien berdasarkan gejala-gejala yang dimasukkan oleh user. Aplikasi mampu menyimpan representasi pengetahuan pakar berdasarkan nilai kebenaran MB dan nilai ketidakbenaran MD. Aplikasi sistem pakar ini sudah dapat menjelaskan definisi jenis gangguan perkembangan,
penyebab, dan pengobatannya.
Kekurangan dari aplikasi ini adalah belum adanya pengelompokan gejala- gejala sejenis yang hanya boleh dipilih satu dari kelompok gejala tersebut. Akibatnya, jika user kurang teliti dalam memilih gejala, maka sistem akan memberikan kesimpulan yang kurang benar.





PUSTAKA
Berndt, T. J. (1992). Child Development. New York: Brace Jovenovich College
Publisher.
Dewi, F., Ir. (1999). Anak dan Lingkungan Sosialnya. Jogjakarta: Jurnal Ilmiah
Psikologi.
Gunawan, J., Dra. (2001). Autis. Blog Julianita Gunawan.
Jurnal. (2003) Jurnal Ilmiah Psikilogi UGM. Jogjakarta: Jurnal Psikologi.
Kusumadewi, S. (2003). Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Le Fanu, J. (2002). Deteksi Dini Gangguan Perkembangan pada Anak. London: James
Le Fanu.
Maslim, R. (2002). Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ. Jakarta:
Rusdi Maslim.
Maharani, V. T. (2007). Keterbelakangan Mental. Blog Tanaya Maharani.
Turban, E. (1995). Decision Support and Expert System; Management Support System.
Newyork: Prentice-Hall.
WHO. (1992). The ICD-10 Classification of Mental and Behavioral Disorders.
http://www.mentalhealth.com.


Selengkapnya...

Category:
��

Buku Tamu