Jangan Berpikir Begitu, Tapi Berpikirlah Memang Begitu

Photobucket Photobucket

Statistik Pengunjung

02.25 | Posted in

Jakarta - Dalam waktu dekat Microsoft akan mengumumkan siapa bos baru mereka. Konon, bos baru tersebut juga akan menggantikan posisi Bill Gates sebagai Chairman. Sejak Agustus 2013 lalu, Steve Ballmer menyatakan bakal mundur sebagai CEO Microsoft. Nah, saat ini raksasa software asal Amerika Serikat tersebut tengah mencari pengganti. Ada beberapa kandidat yang digaungkan bakal mengisi posisi prestis itu, seperti Hans Vestberg (CEO Ericsson), Alan Mulally (CEO Ford) dan Paul Maritz (CEO Pivotal). Namun kabar terakhir justru memunculkan orang internal Microsoft sebagai kandidat paling kuat. Sosok yang dimaksud adalah Satya Nadella. Hingga saat ini Nadella masih aktif sebagai Executive Vice president of Cloud and Enterprise di Microsoft. Dengan pengalamannya, menurut Bloomberg, ia adalah sosok yang kuat sebagai pengganti Ballmer. Seperti dikutip detikINET dari Bloomberg, Sabtu (1/2/2014) selain sebagai CEO kabarnya Nadella juga akan mengganti posisi Bill Gates sebagai Chaiman. Jika tak ada hambatan Microsoft akan mengumkan CEO baru mereka pekan depan.



Share/Bookmark

Selengkapnya...

Category:
��
02.19 | Posted in

Jakarta - Red Hat menawarkan platform hibrid yang menggabungkan virtualisasi datacenter dan manajemen di seluruh cloud publik dan pribadi dengan Red Hat Enterprise Virtualization 3.3 Dirancang untuk memberikan teknologi virtualisasi datacenter tradisional dimana pada saat yang sama Red Hat terus melakukan kompilasi terhadap teknologi OpenStack, Red Hat Enterprise Virtualization memungkinkan berbagai perusahaan untuk men-deploy beban kerja tradisional dan elastis pada infrastruktur mereka yang sudah ada tanpa mempengaruhi tingkat layanan, kinerja atau skalabilitas. Versi terbaru dari Red Hat Enterprise Virtualization memungkinkan pelanggan untuk menggunakan seperangkat layanan OpenStack (Compute, Storage dan Network) yang dapat digunakan oleh platform virtualisasi datacenter mereka melalui Red Hat Enterprise Virtualization, serta cloud pribadi mereka melalui Red Hat Enterprise Linux OpenStack Platform. Dengan lingkungan yang kohesif antara Private Cloud dan datacenter, berbagai perusahaan diklaim kini dapat men-deploy beban kerja yang tradisional dan elastis tanpa harus menduplikasi lapisan infrastruktur. Rilis terbaru dari Red Hat Enterprise Virtualization mencakup beberapa fitur-fitur infrastruktur, jaringan dan penyimpanan untuk meningkatkan portabilitas pengembang di seluruh lingkungan cloud yang heterogen, termasuk: -. Mesin self-hosted baru, memungkinkan penerapan manajer Red Hat Enterprise Virtualization sebagai mesin virtual pada host, mengurangi kebutuhan perangkat keras; -. Back-up dan restore API integration sekarang termasuk infrastruktur cadangan baru yang menyediakan kumpulan API luas untuk vendor perangkat lunak pihak ketiga untuk melakukan backup dan restore terhadap mesin virtual mereka. -. Dukungan untuk OpenStack Glance dan OpenStack Neutron, yang memungkinkan pengguna untuk menyimpan template mesin virtual mereka dan memungkinkan konfigurasi jaringan canggih dengan infrastruktur yang dapat dibagi antara private cloud dan virtualisasi datacenter. Radhesh Balakrishnan, General Manager Virtualization & OpenStack Red Hat mengatakan, peningkatan-peningkatan dari Red Hat yang konsisten untuk KVM hypervisor terbuka dan penawaran-penawaran manajemen virtualisasi secara bersamaan kini memungkinkan lebih banyak pelanggan untuk mengambil kendali pusat data mereka dan membangun jalur individual untuk infrastruktur cloud pribadi. "Dengan tambahan baru untuk plug-in pihak ketiga yang ditawarkan oleh Red Hat Enterprise Virtualization 3.3, ini menawarkan inti mendasar untuk penawaran-penawaran cloud yang didukung OpenStack Red Hat," jelasnya, dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/2/2014).



Share/Bookmark

Selengkapnya...

Category:
��
01.16 | Posted in

Jakarta - Asian Agri Group (AAG) baru membayar Rp 719,9 miliar atau sepertiga dari total denda Rp 2,5 triliun yang seharusnya dibayar. Namun aset-aset AAG yang diblokir akan dibuka. Dalam kesepakatan antara Kejagung dan AAG, diputuskan bahwa AAG membayar terlebih dahulu sebesar Rp 719.955.391.304 dan pembayaran ini sudah terlaksana pada 28 Januari 2014. Sisanya yaitu sebesar Rp 1,8 triliun akan dicicil hingga bulan Oktober 2014 sebesar Rp 200 miliar per bulan. Awalnya, Kejagung sudah memblokir aset-aset dari 14 anak perusahaan AAG senilai Rp 5,3 triliun. Apabila AAG tak membayar denda Rp 2,5 triliun hingga jatuh tempo pada 1 Februari 2014, aset-aset tersebut akan disita oleh Kejagung bekerjasama dengan Kementerian BUMN. Lalu, akankah aset-aset tersebut dibuka blokirnya? "Akan kita bahas kembali. Dengan itikad baik dia, harusnya dia sudah dapat prestasi," kata Jaksa Agung Basrief Arief saat konferensi pers terkait Asian Agri di Kejagung, Jl. Sultan Hasanuddin no 1, Jaksel, Kamis (30/1/2014). Tak puas dengan jawaban tersebut, wartawan pun kembali mendesak jawaban dari Jaksa Agung. Ia kemudian menegaskan bahwa pemblokiran aset tersebut akan dibuka. "Buka, dibuka," kata Basrief saat akan meninggalkan ruangan. Basrief menyebutkan bahwa keputusan ini telah diambil secara hati-hati dan tidak gegabah. Ia mengapresiasi kerjasama yang dilakukan berbagai pihak dalam pengambilan keutusan ini "Ini bentuk kerjasama yang baik Dirjen Pajak, Kementerian BUMN, Kementerian Hukum dan HAM, Kemenlu, PPATK dan BPN. Silakan dinilai apakah ini suatu prestasi atau tidak," ujar Basrief. Sebelumnya, Jaksa Agung Basrief Arief ditemani Menteri BUMN Dahlan Iskan menyampaikan agar Asian Agri segera melunasi amar utusan MA untuk membayar denda Rp 2,5 triliun secara tunai, Kamis (9/1) lalu. Putusan tersebut dijatuhkan pada 18 Desember 2012, namun baru disampaikan pada 1 Februari 2013, sehingga kurun waktu hingga 1 Februari 2014. "Apabila tidak dibayar tunai, jaksa selaku eksekutor dapat melakukan penyitaan aset," kata Basrief saat itu. Basrief merinci sejumlah aset Asian Agri yang terancam disita jaksa. Aset-aset tersebut adalah sebidang tanah di Provinsi Sumatera Utara seluas 37.846,964 hektar; sebidang tanah di Provinsi Jambi seluas 31.488,291 hektar; sebidang tanah di Provinsi Riau seluas 98.207,09 hektar; 19 pabrik pengolahan sawit di 3 provinsi; dan bangunan kantor 14 perusahaan.



Share/Bookmark

Selengkapnya...

Category:
��

Buku Tamu